Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia (PMKI) pada Rabu (27/4/22) kembali menggelar pertemuan. Indonesia Harus Berdaulat Dalam Situasi Krisis Tekanan Geopolitik Perang Dingin, demikian pertemuan para aktivis pro demokrasi itu sekaligus berbuka puasa.
Hadir para aktivis antara lain Rocky Gerung, Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, Ferry Juliantono, Faisal Basri, Bursah Zarnubi, Roy Suryo, Usmad Hamid, Zaim Saidi, Herdi Sahrasad, Antonhy Budiawan, Ariady Ahmad, Yusuf Blegur, Chandra Tirtawijaya, Dian Islamiaty, Teguh Santosa dan Andrianto.
Yang menarik ada yang disoroti Usman Hamid dimana persoalan Indonesia mengalami kemunduran demokrasi. “Mundu karena rezim dikuasai oleh Oligarky,”jelasnya.
Sementara itu Syahganda Nainggolan aktivis senior meminta elemen prodemokrasi berkonsolidasi untuk mengantisipasi tekanan global yang sudah melihat Indonesia dalam cengkraman oligkarki, anti demokrasi. “Bahkan pro RRC dan banyak melakukan pelanggaran HAM,” terang Syahganda.
Dalam pertemuan itu juga sang tuan rumah Ferry Juliantono mengatakan kita melihat situsasi pasca lebaran akan makin bergelora tuntunan publik yang dipiimpin elemen mahasiswa, buruh dan rakyat bisa turun berjuta orang ke jalan.
“Untuk itu PMKI harus segera menyiapkan konsolidasi sehingga punya bargains di hitung oleh rezim,” ungkap Ferry.
Dari kacamata ekonomi Faisal Basri menyoroti ekonomi yang makin memburuk. “Saat ini makin dalam cengkraman oligarki terutama batubara dan sawit,” beber Faizal.
Pengamat Politik Rocky Gerung melihat bahwa rezim oligarki ini makin kedodoran. “Dan kini publik akan menekan lebih keras,” paparnya.
Pertemuan PMKI ini juga melihat perkembangan dunia dimana memperkirakan situasi perang dingin saat ini akan menyulitkan Indonesia karena situasi ini bersamaan dengan perekonomian kita yang lesu, rakyat yang kesulitan membeli kebutuhan pokok, kepemimpinan nasional yang lemah serta berbagai perpecahan dikalangan masyarakat Indonesia. Dalam hal ini PMKI juga membahas situasi global paska dikeluarkannya rilis pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia oleh pemerintah Amerika dan perang berkepanjangan yang terjadi antara Rusia vs. Ukraina
Tekanan global bukan hanya sekadar keinginan super power untuk membuat pilihan sulit bagi Indonesia menentukan pemihakan, tapi juga perekonomian negara-negara maju akan lebih diutamakan mereka untuk pertahanan daripada memberikan bantuan bagi negara lain, seperti untuk Indonesia.
Dalam pertemuan Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia menyerukan:
1. Indonesia harus segera menemukan jalan konsolidasi kekuatan melalui pengorganisasian massa rakyat yang lebih luas untuk menyongsong kepemimpinan nasional yang solid dan kuat ke depan.
2. Mengutuk kekerasan yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina sebagaimana Indonesia mengutuk invasi Israel terhadap Palestina…
Terima kasih..
Ttd..
PMKI
Rocky Gerung
Syahganda Nainggolan..
Ferry Juliantono
Jumhur Hidayat.
(YS/JAKSAT)