BANYAK sekali yang mensurvei tokoh satu ini. Tanpa basa-basi dan unggulnya tak karuan selalu unggul alias memang dia dinanti untuk pemimpin akan datang, saya juga tak ingin menyebut mana lembaga survei yang inginnya bukan dia, tapi hasilnya kenapa dia lagi-dia lagi.
Namanya muncul dalam tiap survei dan nongkrong paling keren. Jika ada survei yang menempatkan di urutan lain itu silakan saja dan mungkin ingin gerek nama lain yang dipesan biar masuk survei yang “dipaksa” ingin berlaga di Pilpres 2024.
Bicara 2024 ini memang seksi, tapi para pemimpin daerah atau para pejaba ini seperti gelisah ingin berlaga. Bekal sebenarnya tak banyak, mungkin saja sudah ada janji dari pihak-pihak oligharki. Ups..ini mungkin saja saya katakan.
Tapi sebenarnya ada yang menarik dari kesibukan ketua partai atau para pejabat yang sibuk dengan kampanye alasan sosialisasi dengan mengunakan “dana jabatan” kesana-kemari kampanyekan diri. Tapi biar tak dilihat pake uang negara dilakukan di hari kerja, tapi pake fasilitas negara dan bahkan ajudannya paling galak siaap mengawal bahkan — sepertinya lebih galak dari gonggongan anjing galak– siap siaga mengawal mereka ke pelosok-pelosok.
Nikmat benar para pejabat saat ini. Bisa apa saja. Ditengah hiruk pikuk minta tiga periode ini bergulir panjang. Bahkan kembali soal survei, ada lembaga survei yang khusus mensurvei bahwa ini kehendak rakyat. Rakyat yang mana, ada juga yang bukan dengan survei katanya pake big data?
Hmm lucunya negeri ini ada saja yang unik, meski harus melanggar konstitusi seakan sepakat mau berbuat jahat untu melanggengkan kekuasaan. Semoga sadarlah dan juga jangan bicara dibalik amandemen 1945, baiknya kita balik saja ke UUD 1945 yang asli, ini lebih kuat nilai martabat bangsanya dan nilai luhurnya agung jika kita dengan dengan UUD 1945 yang asli.
Kembali ke soal nama tokoh yang satu ini. Jika di lihat cara kerjanya sangat apik rapih dan terus saja berkelanjutan. Konsepnya belakangan kolaborasi. Bahkan integrasi, namun sebenarnya ia sendiri piawai dalam bernarasi yang bukan sekadarnya. Karena dengan begitu ia mampu menghalau serangannya yang begitu dahsyat dari para pembecinya. Ia hadapinya dengan senyum tapi dengan gaya yang khas lakukan caranya jawabnya dengan kerja karena baginya ia punya pola pikir masa depan lebhi baik ditata dari sekarang agar gemilang.
Ia kini sudah bekerja dan menjalankan janjinya masa kampanye dulu. Tidak dibilang janji manis yang banyak meleset. Ia benar-benar tunaikan janji saat kampanye dan agar membuat warganya senang dan berhidup dan kehidupan nyaman di wilayahnya.
Namun karena judulnya tulisan bagian satu ini harus disudahi dulu maka sedikit pemantik info tulisan selanjutnya bahwa orang ini adalah orang yang layak jadi tokoh bangsa. dan akan menjadi yang terbaik diantara yang ada.
Meski tidak mengesampingkan akan ada tokoh pendampingnya untuk ikut menjadi bangsa ini terangkat nilai luhurnya di mata dunia dan bangsa ini akan lebih menajdi bangsa besar yang sebenarnya dan berdaulat akan segala hal.
Kesimpulannya bahwa tulisan ini adalah jika hari ini ada pemilu Pilpres (maaf ini gaya survei) maka nama tokoh ini yang tak lain adalah ANIES BASWEDAN DISANDINGKAN DENGAN SANDAL JEPIT PUN BAKAL JADI PRESIDEN 2024.
Alasannya ada banyak alasan yang rasio dan lebih akurat, baik soal kondisi dan juga yang utama jujur dalam pelaksanaan Pemilu 2024.
Jika saat ini baru NASDEM yang agenda sudah paling siapa jelas Nasdem yang paling pionir mendukung Anies. Maka sejumlah survei makin bikin kaget karena hasilnya Anies paling unggul.
Ayolah kini saatnya kita harus lebih bangun kekuatan nilai luhur dan martabat bangsa. Jadi jangan banyak rekayasa kontitusi survei karena kenyataan Anies paling unggul.
Kembali ke tokoh kita sesuai janji bahwa BAKAL JADI PRESIDEN 2024 jelas nampak kasat mata. Soal ini saya langusng sebut saja sosok Anies Baswedan sempat dikomentari Yusuf Blegur tokoh aktivis 98, yang mengomentari tulisan saya sebagai Aendra Medita Kartadipura seorang jurnalis nasional, menulis “Disandingkan Dengan Sandal Jepit pun, Tokoh Ini Akan Jadi Presiden 2024”.
Sebuah pernyataan yang cukup menggelitik. Pastinya ada rasionalisasinya meski politik itu tidak selalu matematis. Entah jumawa atau memang masuk akal. Lepas akurat atau tidaknya, publik perlu tahu deskripsi dari jurnalis senior itu.
“Dari sekian banyak bakal capres 2024 yang bertebaran, publik memang tidak ada banyak pilihan. Maksudnya selain popularitas, rakyat hanya disuguhkan figur-figur yang diproduksi oleh sebuah sistem politik yang menumpang pada demokrasi kapitalistik yang transaksional. Mekanisme pemilu yang digerakkan oleh konsep liberalisasi dan sekulerisasi, tak ubahnya menjadi industri demokrasi. Proses menuju kekuasaan dan melahirkan kepemimpinan yang layaknya jual beli suara rakyat. Kriteria seorang capres tak mesti lagi diukur dari kapasitas, akuntabilitas dan integritas nya. Lebih penting dan menarik bagaimana figurnya terkenal, banyak harta dan sering tebar pesona. Betapapun sesungguhnya capres itu dipenuhi skandal korupsi atau anasir-anasir kejahatan negara sekalipun,”tulis Yusuf.
Tak hanya Yusuf banyak yang japri ke saya bahwa apa saja alasannya menulis soal Anies dan Sendal Jepit?
Baiklah ini alasanya: Meski Tokoh ini (Anies) saat ini msih kerja sebagai kepala dearah DKI Jakarta (Gudbener) maka ia sedang jadi sorotan. Gudbener rasa presiden padahal belum jadi Presiden.
Dengan begitu maka jejak langkah jelas.
Ada cela? Tak ada bagi saya. Bagi yang benci Gudbener ini banyak celanya.
Tapi abaikan saja toh ia memang kerja keras, bukan keras-keraskan kerja tanpa tanda yang hakiki. Bahkan KPK sibuk mencari celah soal Formula E.
Anies Baswedan adalah tokoh tak terbendung saat ini. Kuat dan piawai, jadi jika untuk menuju red carpet ke Istana ia hanya akan terjegal oleh:
Ia dihalau oleh partai-partai untuk ikut Pilpres. Alasan ini sederhana tapi ini mudah ditepis karena saat ini ada sejumlah partai yang mulai intip-intip.
Jika lolos ikut kandidat di Pilpres yang mengagalkan adalah kecurangan. Tapi kecurangan akan segera dikalahkan, karena banyak celah yang sudah tergambar jika memang akan curang. Mungkin saja ada tapi lihat nanti kecurangan itu hanya sesaat tapi kejujuran akan abadi. “Hati-hati dengan penyelanggaraan Pemilu”.
Soal pasangan politik dagang sapi. Ini soal politik dagang sapi umumnya main dalam pemilu. Dan semoga ini bisa tergerus karena pemilih kita sudah cerdas. Cerdas asli bukan lagi yang mau di adu domba.
Sebenarnya 3 dulu saja yang ingin disampaikan ini sebagai sarat yang akan mengganjal tokoh ini. Tapi jika diungkap kemudian ada lembaran panjang.
Jadi ini jelas subtansi pokok dari akan tak mudah dibendung tokoh ini (Anies) karena. Ia jelas punya reputasi yang unggul. Ia mumpuni, ia yang dirindu kini. Dan bukan sekadar wacana ia lebih nyata dari mimpi pemimpin masa depan yang berkelas.
Dan reputasi ini pastinya akan terjaga dengan cara dia. Cara baik dalam politik komunikasi ia sebagai sosok pemimpin saat ini tanpa harus lagi cari-cari dan dicari-cari pilihan itu dia, absolut adalah yang diidamkan rakyat saat ini.
Untuk itu maka harus lebih yakin para pendukungnya yang saat ini makin banyak saja relawan di sejumlah tanah nusantara ini bermunculan mendukung tokoh ini (Anies Baswedan) sehingga untuk menjadi semua itu saya Anies punya brands reputition yang jadi dan bakal memimpin bangsa yang makmur ini menujun nilai luhur dan martabatnya.***
AENDRA MEDITA KARTADIPURA, PEMIMPIN REDAKSI JAKARTASATU.COM dan anggota analys Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI)