23.2 C
Bandung
Saturday, October 12, 2024

Buy now

Ketika Benny Soebardja, Fariz RM dan Shandy Sondoro Bernostalgia

Roda-roda terus berputar. Tanda masih ada hidup. Karena dunia belum henti Berputar melingkar searah.

Vokal Benny Soebardja memancing tepuk tangan penonton Musik Tiga Dekade, Hotel Horison, Bandung, Minggu malam.

Musisi yang sarat prestasi panggung berbasis Giant Step ini bagai menyimak jejak masa. Sebaris bait lagu Apatis karya Inggrid Wijanarko lewat Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) 1978. Pada tahun sama dirilis lewat vokal Benny Soebardja. Seusianya (74 tahun) terbilang masih enerjik di pentas. Tak sebatas permainan gitar elektrik, pun vokal yang ingin menyundul langit arena. Sederet karya cipta sarat makna. Tapak talenta sejurus perjalanan usia. Membahana dalam kelana nostalgia.

Trio musisi dan vokalis andal pada masanya. Adalah Benny Soebardja (74 tahun), Fariz Rustam Munaf (64) dan Sandhy Sondoro (49).

Fariz RM bersama Crossroads Band/iw

 

Shandy Sondoro/iw

Meramu sajian vokal bak mengurai nostalgia. Karya album yang pernah populer. Menempatkan mereka di papan atas musik negeri ini. Didukung home band Crossroads yang tak kalah talenta. Formasi big band dengan personil melulu gen-Z.

Semua awak pentas berkostum warna hitam. Bagai menyambut gempita malam. Benny Soebardja, sang legenda musik rock — menghentak lewat lagu Waste Time. Permainan melodi gitarnya berpadu vokalnya dalam nada tinggi. Keringat mengucur di wajah, saat mengantar nomor Desicions. Sejatinya tema sosial yang menjelajah belantara rock. Berikutnya suara flute mengantarkan nomor favorit, My Life dengan improvisasi cukup menjelajah. Hingga nomor populer, Apatis di penghujung.

Giliran Shandy Sondoro yang cuma berbalut kaos oblong. Menyiratkan postur atletis. Vokalnya meluncur lewat lagu Tak Pernah Padam nan nostalgik. Pun Malam Biru di antara sapuan malam kota Bandung.

Berikutnya, Fariz RM muncul dari balik penonton. Dengan mike nirkabel, Fariz mengantar Angin Malam. Menambah syahdu suasana di antara _ synthesizer_ alat musik khas dirinya. Fariz mewarnai tampilannya dengan memainkan instrumen drums. Melaju bersama Crossroads Band.

Di antara tampilan trio musisi kaliber, Crossroads menguji tampilan panggung. Piawai menampilkan musik dan vokal nomor-nomor jadul yang populer. Tak kurang Syimphoni yang Indah milik Chrisye, Anak Jalanan hingga warna blues bersama Fariz RM.

Meski tak sepadat penonton pentas Pulang Kampung Bandung di tempat yang sama medio Desember 2022, Benny Soebardja dkk tak surut hangat tampilan. Penulis mengenal aksi panggungnya, sebelum merambah dunia jurnalis. Sedari berkostum The Peels hingga Shark Move yang pernah manggung di Gedung Merdeka pada 1972. Selepas itu, Benny lebih lama mengayuh grup Giant Step sejak 1973. Lebih separuh abad bercengkerama di pentas musik rock, tak surut melangkah.***

– imam Wahyudi (iW)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,912FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles