Lodong adalah sebuah alat yang terbuat dari bambu yang digunakan oleh masyarakat desa dalam mengambil air nira daripohon aren. Seiring berjalannya waktu, penggunaan lodong di kalangan masyarakat petani aren mulai tergantikan oleh alatyang dianggap lebih praktis yakni jerigen.
Dengan menggunakan jerigen, petani aren dapat mengangkut air niradalam jumlah yang lebih banyak. Namun, kebiasaan baru inimengancam keberadaan lodong sehingga menjadi langka, dan tentunya mengganggu tata aturan pada masyarakat tradisionaldalam proses pengambilan air nira yang memiliki sejumlah etikadan aturan tersendiri.
Situasi itulah yang mendorong pegiat budaya di Cikelet, Garut, Iip Sarip, untuk menghidupkan kembali keberadaan lodong, di antaranya dengan melakukan revitalisasi dalam bentukkreativitas seni, menjadi alat musik.
Untuk membuat alat musik tersebut, Yayasan CKLT dibawahbinaan Iip Sarip, bersama pemerintah Cijambe melakukankerjasama dengan mahasiswa Prodi D4 Musik Bambu ISBI Bandung untuk melakukan atau PKP (Praktik Kerja Profesi) di Cikelet. Sebanyak 6 mahasiswa selama 34 hari membuat 500 buah alat musik lodong, dengan bambu yang disediakan secaraswadaya oleh pemerintah desa.
Selain itu, untuk melakukanproses latihan dan membuat aransemen musik bambu tersebut, sejumlah mahasiswa dan dosen ISBI, yakni 20 mahasiswaprogram IMUN (ISBI Mengabdi untuk Negeri) dari prodi MusikBambu, Tata Rias Busana, dan Antropologi Budaya, 6 mahasiswa PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) dari ProdiTari dan Karawitan, dan dosen Musik Bambu turut dilibatkan.
Dalam memainkan 500 alat musik lodong tersebut, dilibatkansiswa-siswi dari 5 (lima) sekolah di Cikelet, yakni SMKN 5 Cikelet, MA Maarif, SMPN Cikelet, MTS Bahrul Ulum, SMK Qurrota Ayun, para alumni SMPN Pameungpeuk, unsurmasyarakat, pemerintah, anggota dewan, penggiat otomotif, dan masyarakat umum.
Rampak Lodong ini akan menjadi bagian dari Festival NgubekBeber, yang merupakan hasil kolaborasi Yayasan CKLT, pemerintah desa, dan ISBI Bandung, yang diselenggarakan di muara Sungai Cipasarangan, Cikelet, Garut, yang berada di tepipantai di Cikelet. Di sini, suara rampak lodong yang memainkansejumlah lagu, akan beradu dengan bunyi angin pantai dan deruombak serta kemeriahan dan antusiasme masyarakat yang menghadiri acara ini.
Rampak lodong sendiri menggambarkan spirit gotong royong yang mengajak seluruh elemen masyarakat di Cikelet untukmenjaga, melindungi, dan mengembangkan kebudayaan di Cikelet, yang memiliki kekayaan potensi budaya, sekaliguswisata alam yang dapat meningkatkan kesejahteraanmasyarakat.(R/A)