Hmmm pagi ini #ngopi  Arabica Malabar Pangalengan. Saya pernah menjelajah ke kawasan ini, perkebunan kopinya cenderung ada di pengunungan yang tinggi. Kita akan dapat dan tahu kebun kopi setelah melewati perkebunan teh yang indah. Sejumlah perusahaan asing kini juga sudah masuk ke perkebunan ini. Bahkan terlihat dari gerbangnya terjaga sekuriti yang gagah.
Kopi Arabica Malabar Pangalengan adalah salah satu komoditas petani yang unggul saat ini. Ditengah tren kopi budidaya kopi makin tinggi. Dan Provinsi Jabar adalah yang sangat paling ngebet soal kopi.
Soal Kopi Malabar ini Arabika sangat dahsyat. Kopi Malabar telah ada sejak zaman Belanda (1780-1844). Saya ingat kawan saya Prawoto Indarto sang penulis buku The Road to JAVA Coffee. Ia menulis konstelasi industri kopi dunia, peran Pulau Jawa, khususnya Priangan, tidak mungkin dihilangkan. Priangan, kini Jawa Barat, adalah rumah bagi lahirnya legenda sekaligus ikon industri kopi dunia, Java coffee. Sejarahnya sempat ‘terkubur’ karena peristiwa luar biasa yang saya sebut sebagai Java effect. Akibat serangan penyakit karat daun (hemileia vastatrix) seluruh perkebunan kopi Arabika di Jawa dan Ceylon luluh lantak yang mendorong evolusi besar di industri kopi dunia. “Produsen kopi Arabika mulai bergeser dari Asia ke Amerika Latin, Amerika Tengah dan Kepulauan Karibia,”ungkapnya.
Di Jawa, Priangan sebagai salah satu kebun kopi Arabika tertua di dunia mulai beralih ke tanaman teh saat itu. Tananam kopi mulai bergerak ke arah timur pulau Jawa dengan jenis tanaman baru, coffea canephora var. robusta, atau popular disebut kopi robusta. Negeri yang dikenal sebagai salah satu lokasi paling penting dalam proses penyebaran benih kopi Arabika di benua Amerika termasuk Kepulauan Karibia ini, lalu beralih menjadi produsen dan eksportir kopi Robusta dunia.
“Memasuki awal abad 19, Priangan lebih dikenal sebagai wilayah penghasil teh kelas dunia. Dengan kontribusi sekitar 70 persen produksi teh Indonesia, secara perlahan, bayang-bayang Priangan sebagai kebun kopi tertua di dunia itu mulai tereliminasi dari peta industri kopi dunia, bahkan industri kopi nasional,” jelasnya.
Namun Jabar akhirnya kini bangkit lagi. Perkebunan Kopi Malabar merupakan perkebunan yang bangkitnya saat ini. Sampai kini bahkan Kopi Malabar lebih banyak melakukan penjualan produknya ke international dibandingkan di pasar Indonesia. Nah pagi ini Kopi Malabar say seduh dnegan tubruk enak banget. Bagi yang minat kopi arabika Malabar gampang kok apalagi yang di Jakarta. Bisa ke Toko BIJIKOPIDUNIA234, kawasan Kebagusan Raya Jakarta Selatan.
Lantas apa hubungan Kopi dengan Kereta Cepat? Saya tegaskan Tidak Ada. Kan ini sedang #ngopi yang membaca waktu yang terjadi bahwa katanya ada kereta cepat yang sudah di siap.
Buat apa Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung itu?
Meski anggaranya makin bengkak tapi makin terus diperjuangkan dengan anggaran yang gila dan akan hutang besarnya.
Untuk apa cepat-cepat orang Jakarta ke Bandung kalau hanya ingin kuliner dan shopping baju-baju keren dan wisata alternatif yang aduhai. Atau sebaliknya untuk apa juag orang Bandung ke Jakarta cepat-cepat bukannya nanti kalau IKN akan pindah? Tapi katanya ada kabar dari senayan yang mulai taringnya menyalak. PKS menolak pindah Ibukota alasannya melawan ambisi oligarkhi. PKS berjuang di Parlemen. Bantu PKS dan Partai/Fraksi penolak pindah Ibukota Negara, tulis Rizal Fadillah pengamat kebangsaan itu.
Kembali soal Kereta Cepat data proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung milik PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), ada di Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Seksi E3 dan E2 (Rorotan-Cikunir), Jakarta-Cikampek, Cikampek-Padalarang (Cipularang) dan Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi)
PROYEK KERETA CEPAT YANG TAK “CEPAT”